Home Visit Plus PLus

 

Kegiatan home visit samapi dengan layanan bimbingan belajar


Dua hari lagi Pembelajaran Jarak Jauh Dua kelas IX akan berakhir. Berakhir dalam hal ini bukan berarti kegiatan pembelajaran kelas IX sudah selesai. Namun karena Senin tanggal 01 Maret 2021, SMP Negeri 29 Jakarta akan mengadakan kegiatan PAS (Penilain Akhir Semester) untuk kelas IX. Dengan demikian hari Jum’at tanggal 26 Februari 2021 akan menjadi hari terakhir penyelesaian tugas anak kelas IX.

Faktanya ternyata banyak anak kelas IX yang masih memiliki tunggakan tugas. Salah satunya anak perempuan kelas IX telah membuat wali kelasnya menemui jalan buntu. Anak ini setiap hari harus dibangunin oleh wali kelas. Wali kelas setiap pagi mengirim chat melalui whatsapp. Jika kiriman pesan tersebut masih dalam kondisi ceklist satu, maka wali kelas akan menelponnya.

Wali kelas tidak hanya menghubungi melalui satu nomor handphone, namun juga ke kakanya baik yang satu rumah maupun yang sudah berbeda rumah. Hasil yang diperoleh dari usaha tersebut hanya sebatas anak tersebut mengisi absen. Apabila absen sudah terkirim maka handphone nya dimatikan. Hal inilah yang membuat wali kelasnya kecewa.

Wali kelas semakin kecewa manakala ada undangan dari sekolah agar orang tua mengambil laporan hasil belajar. Dua minggu sudah beralula, namun orang tua tidak segera hadir ke sekolah. Undangan tersebut disebutkan juga bahwa putrinya harus ikut karena bermasalah dalam beberapa mata pelajaran.

Pemberitahuan ulang sering kali dilakukan oleh wali kelasnya, namun hanya sekedar dibaca. Kehadiran ke sekolah selain untuk mengambil raport juga menyerahkan foto coppy nilai raport dari semester satu. Foto copy nilai raport akan digunakan sebagai dasar validasi nilai yang sudah terinput di aplikasi SIDANIRA.

Saya selaku guru BK yang dari awal mengikuti perkembangan permasalahan anak tersebut memantapkan hati untuk melakukan home visit. Keputusan saya ambil mengingat harapannya sangat tipis untuk menghadirkannya ke sekolah. Siang ini saya diantar oleh anak pertama saya, mas Diaz. Kebetulan anak saya sering lewat daerah anak ini tinggal pada saat melakukan bimbingan belajar di PKN STAN.

Cuaca sebenarnya kurang mendukung, namun kebulatan tekad mengalahkannya. Alamat yang beberapa kali berubah karena seringnya pindah kontrakan. Kesulitan terjadi pada saat  mencari alamat dengan data yang sangat terbatas.  Beberapa kali menemui jalan buntu karena sudah berganti penghuni dan tidak mengetahui alamat barunya.

Usaha keras dengan menanyakan kepada tetangga kanan kiri bahkan penjual keliling. Pejuangan selama satu jam membuahkan hasil, walaupun masih sebatas mengetahui nama jalannya saja. Tekad untuk menemukan alamat sudah hampir pupus mana kala ketemu tanah kosong. Ada seorang nenek dan tiga anak kecil sedang berada di samping tanah kosong tersebut. turun kesekian kalinya dari motor untuk menanyakan keberadaan keluarga yang dicaripun hasilnya nihil.

Beruntungnya bertemu tukang sayur di perjalanan berikutnya, sekitar 500 meter dari tanah kosong. Alhamdulillah ada yang mengenali keluarga tersebut sebagai orang baru pindah. Salam terucap begitu ketemu rumah kontrakan yang ditujuk oleh ibu-ibu yang sedang berbelanja sayuran.

Lewat pintu sedikit terbuka saya mengenali ibunya. Langit mendung, bahkan begitu ketemu rumah anak tersebut hujan lebat turun. Langsung saya masuk karena hujan sudah turun. Kondisi rumah kontrakan yang sempit membuat anak saya menunggu di emperan kontrakan yang penuh dengan jemuran dan barang. Tampiasnya air hujan sempat membuat anak saya basah.


Rumah kontrakan yang dihuni sepuluh orang

Saya menunggu sekitar tiga puluh menit baru anak keluar dari kontrakan bagian dalam. Ternyata anak tersebut baru bangun tidur. Tujuan awal melakukan home visit ternyata membuat hati ini makin teriris, mana kala anak tersebut ternya tidak mengerjakan tugas karena tidak bisa menggunakan google classroom.

Apakah ini ujian kesabaranku lagi. Beberapa kali mengundang ke sekolah tidak menunjukkan gelagat kalau anak tersebut gaptek. Apabila ditanya langsung dengan tegas mengatakan bisa, iya dan lain-lain. Ternyata anak ini memerlukan bimbingan dari awal. Pada awal dia menerima hanphone, saya sudah ajarkan bagaimana bergabung ke anggota google classroom. Pada kesempatan itu juga belajar cara mengirimkan tugasnya.

Handphone sendiri sebenarnya bukan milik pribadinya. Handphone tersebut ada atas usaha kami (wali kelas dan BK) mencari sumbangan dari rekan satu kelas. Kami lakukan pendekatan satu persatu ke teman-temannya. Kami tanyakan apakah ada handphone bekas yang masih layak digunakan dan ikhlas untuk disumbangkan.

Komunikasi dibangun secara kekeluargaan tersebut membuahkan hasil. Salah satu temannya yang bernama Azizah mengikhlaskan handphone lama ayahnya diberikan sebagai sumbangan. Handphone tersebut sebenarnya masih bagus, ayahnya Azizah sudah memiliki handphone yang lebih besar memeorinya.

Ayah Azizah yang bekerja di Angkasa Pura memerlukan memori besar untuk urusan pekerjaan. Dengan demikian handphone lamanya sudah tidak bisa digunakan lagi. Penyerahan handphone tersebut dilakukan di SMP Negeri 29 pada bulan Agustus tahun 2020. Ibu Azizah dan ibu anak yang tidak memiliki handphone tersebut hadir menemani anak mereka.

Latar belakang dari anak yang bermasalah tersebut memprihatinkan. Pasangan orang tua ini memiliki sepuluh anak. Sementara yang sudah pisah rumah baru dua, satu telah menikah dan satu lagi menumpang di rumah tantenya. Jadi jumlah orang yang tinggal di kontrakan berjumlah sepuluh orang.  Sepuluh orang ini yang terdiri dari pasangan orang tua dan delapan anaknya hanya menggunakan satu handphone secara bergantian.

Kembali lagi pada kondisi siang ini, saya mulai lagi mengajarkan kepada anak ini bagaimana menggunakan google classroom. Hampir  tiga jam saya berada di kontrakan keluarga ini. Kenyataan saya lama duduk di lantai tanpa alas menambah rasa dingin, selain karena hujan yang masih mengguyur. Bahkan kaki mulai kesemutan dan rasa kebas mendera.

Layanan BK siang ini berubah menjadi semacam guru privat. Privatnya bukan berarti membantu anak dalam memahami konten tertentu dalam mata pelajaran, namun cenderung teknis pengerjaan tugas. Anak memilih untuk membuka kelas mata pelajaran PKn dan Matematika. Saya minta anak tersebut membuat daftar mata pelajaran dan memberikan tanda ceklist tugas mana yang sudah dikerjakan.

Rumah kami sebenarnya tidak begitu jauh. Jarak rumah hanya berkisar empat kilometer. Bersama orang tua kami membuat kesepakatan, anak boleh menggunakan wifi di rumah saya. Jadi kapanpun tidak memiliki paket internet bisa menumpak di rumah. Semoga home visit siang ini membuahkan hasil.  Aamiin YRA



 

 


2 Komentar

  1. ini namanya guling. guru keliling hehehe

    BalasHapus
  2. Nama : Rizky Aidil F.
    no.ab : 31
    3 rencana hari ini :
    -mau latihan senam tugas project
    -mau beli seragam sekolah
    -main sama temen nanti sore

    BalasHapus