Kiat Sukses Merajut Asa

Rita Wati, S.Kom penulis buku Merajut Asa dari Belia
  

Pelatihan belajar menulis hampir tiba di penghujung  pelatihan. Hari Kamis tanggal 19 November 2020 ini memasuki pelatihan ke-17 dari 20 kegiatan yang ditargetkan. Pelatihan malam ini dibawakan oleh seorang Guru TIK di SMP Negeri 2 Mendoyo kabupaten Jembaran Bali. Ibu Rita Wati, S.Kom sebenarnya berasal dari Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Narasumber semenjak lulus SMA merantau ke tanah Jawa dan makin ke timur yaitu Bali.  

Perjalanan Bu Rita untuk menjadi sekarang ternyata melalui lika-liku dan beberapa kali vakum dalam menulis. Keinginan menulis beliau muncul semenjak tahun 2001 ketika tiba di kota Yogyakarta. Kesibukan teman kos menjadi penulis menginspirasi untuk menulis. Namun keraguan menyergapnya mau menulis apa dan bagaiman caranya. Keinginan menulis pupus karena teman satu kosnya memutuskan menikah dan pindah mengikuti suami.

Keberanian menulis muncul lagi pada tahun 2005 setelah aktif mengikuti bazar buku. Kemampuan memanfaatkan waktu untuk membaca buku-buku di tempat bazaar, semakin memotivasi untuk menulis. Alhasil tersimpan di komputer hasil karya berupa cerpen dan novel. Semua karya tersebut di pasword dengan alasan malu.

Di tahun yang sama blogpun sudah dimiliki narasumber. Kendala terbesar saat itu adalah untuk aktif di blog harus rajin ke warnet. Oleh karenanya blog dibiarkan kosong, baru pada tahun 2011 aktif mengisi blog dan akhirnya mandeg lagi di bulan ketiga.

Seiring waktu berlalu, kurikulum Nasional diberlakukan. Persoalan baru muncul untuk guru TIK. Mata pelajaran TIK ditiadakan. Penulis dengan kebulatan tekad menuangkan uneg-uneg ke dalam sebuah lomba menulis. Lomba English Essay  di UNDIKSHA mengusung tema anak akan buta teknologi.

Keberhasilan penulis dalam menuangkan uneg-uneg tersebut membawanya menjadi finalis. Keyakinan diri mulai muncul walaupun berakhir dengan vacum kembali. Pasang surutnya motivasi untuk menulis baru terlecut setelah pandemi mewabah di Indonesia. Ternyata pandemi membawa hikmah untuk menelurkan karya di blog. Tiga buah karya tersemat di blog, dan aktif mengikuti kegiatan webinar. Salah satu hasil dari webinar tersebut adalah bergabung ke dalam komunitas belajar menulis gelombang 10.

Narasumber mulai menulis di beberapa event dan hadiah mulai berdatangan. Karya nyata berupa dua buah buku solo, lima buah buku antologi dan satu buku dalam proses terbit berupa kolaborasi dengan Prof eko. Konsistensi Bu Rita terjaga berkat menerapkan tips dan trik dari narasumber di kelas Pelatihan Belajar Menulis.

Satu tips yang terpatri dalam diri narasumber adalah menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Pasti  pembaca akan mendapatkan hasil yang luar biasa jika mengikuti tips omjay tersebut. Konsistensi akan terbentuk juga apabila lingkungan mendukung, sehingga komunitas yang memiliki minat yang sama akan sangat bermanfaat.

Sebagai bukti nyata dari konsistensi bu Rita mampu menerbitkan buku solo hanya dalam waktu tiga minggu. Buku  solo tersebut adalah buku merajut asa. Narasumber merasa puas mampu menerbitkan buku tersebut. Di samping itu ada hadiah luar biasa dari narasumber Bu Kanjeng. Bu Rita diminta menjadi kurator dari buku antologi gelombang 16. Sebuah kesempatan yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Diakhir sesi bu Rita berpesan agar tidak malu dalam menulis, menulislah apa yang ingin ditulis. Jangan ragu dan takut salah.  Karena pada dasarnya setiap manusia memiliki bakat terpendam.  Semua akan kembali ke diri peserta apakah konsisten dalam menulis setiap hari atau tidak. Jika penulis konsiten menulis setiap hari maka ketrampilan menulis akan terasah dengan sendirinya.


Salam sehat untuk pembaca tercinta

Dari saya Cah Nungki

@notes pelatihan  19 Nopember 2020

             

2 Komentar

  1. Resume yg singkat namun padat berisi, mantaaap bu...

    BalasHapus
  2. iya nih bu, saya seringnya lsg to the point heheheh, sukses tuk ibu

    BalasHapus