Layanan BK Massal

 

Layanan BK pada saat pengambilan Raport

Hari Senin tanggal 15 Februari 2021, SMP Negeri 29 Jakarta mulai menyampaikan laporan hasil belajar semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021. Bertepatan dengan hari pengambilan raport ini, anak yang mengalami masalah selama PJJ wajib hadir bersama orang tuanya. Kehadiran orang tua dan anak ini selain mereka mengambil raport ke wali kelas, juga menemui guru BK.  Pimpinan sekolah berharap dengan adanya komunikasi secara tatap muka akan mendapatkan jawaban atas masalah yang anak alami.

Keluhan guru mata pelajaran dan wali kelas yang melatarbelakangi keputusan ini diambil oleh pimpinan sekolah. Keluhan yang hampir memiliki kesamaan dengan sekolah negeri lainnya. Anak yang hadir di dalam room zoom atau google meet tidak lebih dari separo jumlah peserta didik di kelas.

Kehadiran peserta didik akan lengkap apabila wali kelasnya aktif menghubungi anak bahkan orang tua. Penyerahan pekerjaan atau bahkan pelaksanaan penilaian harian yang seringkali ditunda atau bahkan tidak lengkap.

Mas menteri pada dasarnya mengijinkan sekolah menggunakan kurikulum yang disederhanakan selama pandemi. Namun tuntutan di E-Raport mewajibkan guru memberikan nilai sebagaimana biasanya.

Beberapa contoh masalah di atas juga menjadi cerita guru BK apabila bertemu secara virtual dalam rangka menghadiri undangan pelatihan. Bahkan tidak jarang diskusi-diskusi tidak resmi sering muncul di grup whatsapp guru BK di wilayah. Kepala sekolah menyikapi keluhan peserta didik dan pihak sekolah tersebut.  Akhirnya pimpinan sekolah merencanakan untuk mendatangkan anak yang bermasalah.

Layanan bimbingan dan konseling pada kali ini agak berbeda dari biasanya. Biasa yang di maksud bisa berarti dua hal. Biasa diartikan sebagai layanan BK sebelum Pandemi, dan biasa dalam arti di kondisi pandemi.

Layanan BK kali ini kalau mau disebut layanan pribadi kurang pas, dikarenakan anak yang memiliki masalah yang sama dilakukan layanan secara bersama. Bahkan dalam satu ruang dan waktu bersamaan. Namun tidak bisa juga di sebut layanan bimbingan kelompok. Idealnya layanan bimbingan kelompok melewati tiga tahap dalam pelaksanaannya dan membutuhkan waktu yang lama.

Kali ini  waktu yang disediakan sekolah hanya seratus delapan puluh menit (3 jam) untuk melayani empat puluh anak.  Satu anak hanya mendapatkan jatah waktu empat menit setengah.  Kami guru BK mengalami kesulitan untuk mempraktekan layanan pribadi jika waktunya hanya sebentar.

Layanan BK hari Selasa, 16 Februari 2021

Diskusi sesama guru BK untuk mencari solusi kami lakukan melalui pesan di whatsapp. Hasil yang akhirnya kami terapkan selama anak dipanggil ke sekolah adalah (1) anak dan orang tua masuk ke ruang BK dibatasi enam orang mengingat aturan menjaga jarak, (2) anak atau orang tua yang sedang sakit diminta untuk mengatur ulang jadwal ke sekolah, (3) masuk ke ruang BK wajib menggunakan masker dan telah melakukan pengecekan suhu badan serta cuci tangan, (4) komunikasi aktif antara orang tua, anak dan guru BK seefektif mungkin karena keterbatasan waktu, (5) anak yang menyadari kekeliruannya selama PJJ membuat perencanaan mengingat waktu belajar kelas IX sangat pendek.

Layanan selama tiga hari untuk kelas IX ternyata sangat menguras energi dan emosi. Waktu yang digunakan untuk layanan pun tidak lagi mengindahkan jadwal. Jika  anak dan orang tua masih menghendaki, kami selaku guru BK wajib melayani. Guru BK di DKI Jakarta mempunyai slogan atau jargon yang berusaha untuk diwujudkan. Jorgan guru BK tersebut berbunyi “melayani dengan hati dan hati-hati”.  

Peserta yang diundang memang dalam kondisi yang bermasalah. Masalah yang terungkap sangat beragam. Setiap masalah memerlukan pendekatan khusus sehingga anak mampu menyadari kekeliruannya selama PJJ. Kekeliruan yang sudah mereka lakukan kita refleksikan ke diri mereka kembali.

Tujuan dari refleksi dari ungkapan mereka sendiri tidak lain untuk semakin menanamkan bahwa pemahaman mereka belum tepat. Pendekatan dilakukan sampai dengan anak yang didampingi orang tua mampu merencanakan tindakan yang tepat. Tindakan yang akan mengubah arah masa depannya.


Layanan BK hari ketiga, Rabu 17 Februari 2021

Nilai yang diharapkan terpenuhi ternyata masih belum lengkap, bahkan tidak dikerjakan sama sekali. Alasan yang peserta didik utarakan sangat beragam, sebagai contoh menganggap gampang tugas yang diberikan guru. Tugas yang gampang tersebut dikesampingkan, waktu yang ada justru digunakan untuk memainkan games online.

Main bareng (mabar) teman-teman dari berbagai daerah membuat peserta didik semakin tenggelam dalam permainan. Mereka akan semakin melupakan PJJ manakala ada perlombaan. Harapan menjadi juara dan mendapatkan hadiah menjadi tujuan utama. Kondisi semakin menimbulkan rasa prihatin ini semakin menjadi, manakala mereka sudah tidak memiliki orang tua.

Kesempatan tatap muka inilah layanan BK sangat dibutuhkan peserta didik. Orang tua, anak dan guru BK bisa duduk bersama saling mendengarkan. Anak sangat membutuhkan tempat untuk menumpahkan semua yang membebani hatinya.  Semoga usaha dari sekolah bersama orangtua dan anak membuahkan hasil.




 

 



0 Komentar