Optimalisasi Peran Guru BK di Masa Pandemi Covid-19

Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd


Senin siang yang cerah MGBK SMP DKI Jakarta mengadakan kegiatan webinar dengan mendatangkan narasumber dari UPI Bandung. Latar belakang kegiatan ini berlangsung atas saran dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta. MGBK SMP bekerja sama dengan ketua IBKS untuk mendapatkan narasumber.

Saran dari ibu Dra. Tuti Sukarni, M.Si. Kons narasumber untuk kegiatan berasal dari pakar bimbingan dan konseling. Selaku ketua divisi IBKS Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia tentu saja lebih memahami kebutuhan di lapangan. Pakar yang diharapkan bisa menambah wawasan guru BK berasal dari lingkungan Perguruan Tinggi.

Ilmu bimbingan dan konseling semakin berkembang.  Kondisi tersebut mengharuskan kita guru BK terus belajar. Apabila kita tidak mengikuti perkembangan ilmu layanan BK, maka dalam pelaksanaan akan banyak kendala yang dihadapi.

Guru BK sebagai garda terdepan dalam menghadapi peserta didik wajib selalu mengikuti perkembangan jaman. Jaman dimana anak semakin berkembang dengan semua kemampuan teknologinya. Sebuah tantangan baru untuk guru BK, di samping masalah pandemi yang menuntut keaktifan.

Permasalahan peserta didik di masa Pandemi ini menjadi semakin rumit. Peran guru bimbingan dan konseling wajib dioptimalkan. Masalah yang timbul pada saat sebelum pandemi akan lebih mudah diselesaikan. Guru bimbingan dan konseling berada dalam satu lingkungan.

Namun situasi sulit kini menghadang guru BK, terganggunya kelancaran komunikasi dengan peserta didik. Faktor ketidaktersediaan alat komunikasi di keluarga peserta didik sampai dengan ketidakdisiplinan peserta didik menjadi masalah serius dalam layanan BK. Pada saat guru BK menghubungi peserta didik ternyata HP nya dalam kondisi dimatikan atau bahkan anaknya tidur, mewarnai keseharian layanan BK.

Masalah terberat yang dialami guru BK manakala terpaksa melakukan home visit, ternyata alamat yang dituju sudah kosong. Hal ini bahkan lebih dari satu kali kunjungan, alamat selalu berpindah-pindah. Alasan utamanya, kepala keluarga tidak lagi bekerja sehingga tidak mampu lagi membayar uang sewa.

Narasumber kali ini berpesan dengan serius bahwa guru BKnya jangan larut dalam masalah yang dihadapi. Guru BK wajib selalu bahagia, kebahagian bisa diciptakan sendiri. Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd menyampaikan bahwa kebahagian menjadi hal yang utama dalam layanan BK. Guru BK yang berhasil adalah mereka yang mampu bahagia. Beliau mengungkapkan “bahagia bagi guru BK apabila mampu menciptakan kebahagian dalam diri sendiri  pada saat menghadapi banyak masalah di peserta didik”.


Kegiatan zoom bersama Prof Uman

Tugas guru BK tidak hanya meluluskan anak atau menaikkan secara akademik. Tugas guru BK membantu anak menjadi cerdas dalam kehidupannya, walaupun bukan tugas BK sendiri. Guru BK menjadi gugus depan dalam menghadapi kendala anak mengikuti PJJ. Guru mata pelajaran atau bahkan wali kelas akan selalu koordinasi dengan guru BK. Disinilah  tugas utama guru BK, tidak hanya membantu anak cerdas secara intelektual saja.

Namun juga cerdas emosional dan sosial. Ilmu menjadi solusi dalam menghadapi permasalahan kehidupan. Sebagai contoh apabila ada masalah guru Bk takut menghadirkan orang tua dan anak ke sekolah karena takut terpapar virus. Kecerdasan yang dituntut dalam kondisi ini, memikirkan bagaimana caranya supaya tidak tertular. Guru BK melakssanakan protokol kesehatan, sehingga menjadi sebuah kebiasaan baru. Kebiasaan baru tersebut akan menimbulkan pemahaman baru, orang yang tidak melakukan protokol kesehatan berarti tidak normal.

Guru mata pelajaran mempunyai kewajiban untuk memberikan nilai baik secara akademik maupun ketrampilan. Lain halnya dengan guru BK, fokus kegiatan layanan lebih mengarah kepada nilai kehidupan. Cara berpikir meningkatkan kesejahteraan sehingga bangsa akan tentram damai. Bangsa mau bagus maka pendidikan harus berkualitas.

Sebuah tugas yang mulia tersampir di pundak guru BK. Bagaimana guru BK bisa mengantarkan manusia Indonesia yang cerdas dalam kehidupan.  Tujuan pendidikan (1) Iman dan taqwa; (2) akhlak mulia/budi pekerti luhur, (2) pengetahuan dan ketrampilan, (4) sehat jasmani dan rohani, (5) kepribadian yang mantap dan mandiri, (6) tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Guru BK tidak melaksanakan ulangan dalam layanannya, kalau ada guru BK yang melaksanakan ulangan ini yang perlu dipertanyakan. Untuk menguji apakah anak memahami akan keberadaan BK sangat mudah. Berika pertanyaan kepada siswa, “jika mengalami masalah guru apa yang akan kamu datangi?”

Layanan BK di masa pandemi tidak ada perbedaan dengan sebelum pandemi. Layanan guru BK tetap dinanti oleh peserta didik. Sapaan dan rangkulan guru BK akan meringankan beban peserta didik selama di rumah. guru BK membantu mengatasi masalah tanpa meninggalkan masalah, ini didukung bahwa kurikulum BK terbuka sesuai dengan kebutuhan.

Kesadaran, kreatif dan inovatif,  komunikasikatif seorang guru BK akan memberikan kemudahan dalam layanan BK di masa pandemi. Pesan dari narasumber adalah “laksanakan layanan dengan prima dan berbahagialah”.


,

0 Komentar