![]() |
Kekompakan dari Emak Happy |
Emak
Happy merupakan komunitas emak-emak yang memiliki hobby sama. Hobby yang sama tersebut membuat komunitas
ini semakin kompak. Emak-emak ini memiliki kesamaan dalam beberapa hal.
Hobby
menjelajah tempat wisata, kuliner, berburu spot untuk berfoto, menonton film di
bioskop dan berburu atribut untuk seragam, menjadikan komunitas ini semakin membuat
suami/keluarga di rumah geleng-geleng
kepala.
Latar
belakang perbedaan usia, asal daerah, watak/sifat tidak menjadikan komunitas ini terpecah. Justru dengan
banyaknya perbedaan tersebut membuat warna tersendiri dari setiap
pertemuan. Tidak jarang pula komunitas
ini melakukan kegiatan yang tidak hanya bersifat hura-hura. Kegiatan mengikuti
pelatihan dan mengerjakan tugas bersama juga menjadi agenda dari Emak Happy.
Bahkan
kegiatan berkunjung untuk menyatakan rasa turut prihatin, apabila ada kerabat
yang mengalami kesusahan rutin dilaksanakan.
Komunitas ini awalnya terdiri dari rekan guru perempuan SMP Negeri 29, ingin
melepas penat setelah menjalani rutinitas yang membuat jenuh.
Namun
seiring kebijakan pemerintah, beberapa anggota komunitas ini mengalami mutasi
secara kedinasan. Namun rasa kekeluargaan dan kekompakan masih erat terjalin. Kekompakan
seperti yang nampak di siang hari yang mendung ini. Kami diundang ibu Surati berkunjung
ke rumahnya. Beliau sudah memasuki masa purnabakti pada bulan Februari ini.
Bahkan pada siang hari ini ada dua personil yang sudah pensiun namun tetap
hadir.
Suasana
pandemi membuat kami harus lebih berhati-hati dalam berkunjung. Rencana awal,
kegiatan berkunjung ini akan dilaksanakan di awal bulan Februari. Namun karena
pandemi Covid-19 masih melanda sebagian besar wilayah Indonesia, membuat kami
membatalkan kunjungan tersebut.
Rasa
was-was sempat menghantui walaupun kami sudah mematahi protokol kesehatan. Rasa
khawatir muncul manakala kami berkelakar sampai tertawa terbahak-bahak. Pasti beberapa dari kita langsung mengingatkan
untuk menahan euforia tersebut.
Rasa
khawatir mengganggu tetangga akibat kami terlampau berisik. Bahkan muncul
pikiran negatif “bagaimana jika mendapatkan teguran karena berkumpul”. Tentu
pihak ibu Surati yang akan disalahkan masyarakat sekitar. Rasa kangen karena
lama tidak bertemu dan banyaknya cerita untuk dibagi, membuat suasana semakin
meriah.
Apalagi
tuan rumah menyajikan makanan panas di kala hujan turun begini. Eyang
menyiapkan bakso satu panci beserta tulang dan tetelan. Kami terbiasa
menyebutnya Eyang untuk suami ibu Surati dan Uti untuk ibu Surati. Eyang dan Uti asli kelahiran Wonogiri sangat
pandai membuat bakso.
![]() |
siangku dengan semangkok bakso |
Canda
ria semakin semarak manakala emak-emak saling berebut tetelan yang lembut dan
lunak tersebut. Saling mengolok saat melirik mangkok yang lain mewarnai ruang
tamu Uti. Indahnya silaturahmi kami rasakan siang ini.
Kita semua mungkin
sepaham akan adanya kalimat silaturahmi membuka pintu rezeki dan memperpanjang
usia. Hal tersebut kami alami siang ini, canda ria yang terjadi semoga menambah
imun kami. Insya Allah dengan terjaganya imun maka semua penyakit akan pergi
jauh dari tubuh kita.
Rezeki dari tuan rumah
kami nikmati dengan lahap, bahkan tanpa malu-malu kami juga menerima oleh-oleh
dari tuan rumah. Bentuk rezeki bukan saja berupa barang ataupun penghasilan,
namun juga dalam bentuk kesehatan sehingga bisa berkumpul juga rejeki yang
dinantikan semua makhluk Allah SWT.
Agamapun mengajarkan
untuk menjaga silaturahmi. Bramastya menyampaikan "Barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan
barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia
menyambung hubungan silaturahmi." (HR. Abu Hurairah)
Oleh karenanya mari bapak
ibu pembaca yang budiman, kita jalin terus silaturahmi dengan siapapun. Silaturahmi
tidak harus dengan melakukan pertemuan secara fisik. Apalagi dalam kondisi
seperti sekarang ini. Komunikasi melalui media sosial menjadi solusi yang aman
dan nyaman.
0 Komentar