Tahun buku 2020 telah berlalu, bagi
seluruh PNS diwajibkan untuk membuat realisasi Sasaran Kerja Pegawai (SKP).
Realisasi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pelaksanaan program yang
telah dibuat. Mampukah pegawai tersebut
melaksankan program kinerjanya?. Sasaran Kerja Pegawai yang merupakan rencana
kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS.
Susunan SKP terdiri dari tugas jabatan,
angka kredit dan target. Tugas jabatan kan mempengaruhi isi dari SKP, karena
setiap tugas tambahan pasti memiliki job diskripsi masing-masing.
Kolom angka kredit akan dimuat dari unsur utama dan unsur
penunjang. Apa yang dimaksud dengan kolom unsur utama? Pada bagian ini akan
dimuat pendidikan formal dan memiliki ijazah, pembelajaran/pembimbingan yang
relevan serta pengembangan diri.
Sementara pada bagian unsur penunjang
adalah segala hal yang tidak langsung relevan dengan tugas pokok guru tersebut,
misalnya pendidikan yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya,
mendapat penghargaan, pelaksanaan kegiatan yang mendukung tugas guru dan
mengikuti kegiatan organisasi profesi.
SKP sudah di print out oleh bagian tenaga
administrasi dan telah siap ditandatangani. Kepala sekolah mulai mengundang
guru PNS untuk hadir ke sekolah dengan menggunakan protokol kesehatan. Undangan
tersebut mempunyai rentang tiga hari dengan harapan tidak hadir secara
bersamaan.
Waktu yang disediakan oleh sekolah adalah
hari Rabu – Jum’at, tanggal 03 – 05 Februari 2021. Maksud hati mau hadir
disekolah pada hari Rabu tanggal 03 Februari 2021, namun apa daya pagi itu
diguyur gerimis samapai dengan pukul 09.00 WIB. Pada saat gerimis reda,
keraguan menyelimuti diri ini. Keraguan untuk berangkat ke sekolah dikarenakan
mendung yang pekat, membuatku urung berangkat.
Hari Kamis tanggal 04 Februari 2021, hari
dimana amanah untuk melakukan monitoring kepada teman sejawat. Bahkan di jam
ketiganya berbalik menjadi dimonitoring. Otomatis di hari Kamis batal untuk
pergi ke sekolah guna menandatangani SKP.
Rasa tidak enak kepada kepala satuan pelaksana
(Kasatlak) sekolah memaksa Jum’at untuk nekad pergi walaupun terhalan gerimis
kembali. Namun tidak serta merta langsung bisa berangkat ke sekolah di pagi
hari. Tugas sebagai guru BK yang memiliki tanggung jawab dalam melayani peserta
didik sangat berat untuk ditinggalkan.
Tepat pukul 09.15 WIB setelah semua
keperluan administrasi bimbingan dan konseling hampir selesai baru berani
meninggalkan rumah. Harapan terselip sesampainya di sekolah melanjutkan tugas
yang masih tertinggal.
Perjalanan menggunakan motor tidak
memerlukan waktu yang lama untuk tiba ke sekolah. Jarak sekolah dengan rumah
sebenarnya hanya 6 KM. Setiba di sekolah tanpa pikir panjang langsung meletakan
perlengkapan di ruang BK, dan buru-buru ke bagian TU.
Bu Eni Astuti, S.E. selaku kepala satuan pelaksana tersenyum
simpul menyambut kehadiran saya. Perasaan lega terpancar dari wajah beliau.
Selidik punya selidik ternyata jadwal beliau seharusnya WFH dan saat itu hanya
tinggal menunggu saya.
Kesempatan berikutnya kita larut dalam
obrolan dengan beberapa rekan guru yang belum pulang. Pada saat itu ada delapan
guru yang masih melanjutkan tugas pembelajaran. Satu persatu rekan guru undur
diri. Tinggallah kami bertiga di ruang BK, ibu Rasminah guru IPS, ibu Dyah
Utami guru Seni Budaya dan saya sendiri.
Penyelesaian tugas TVSekolah secara bersama
Keisengan mulai muncul sambil mengerjakan tugas mengisi kolom materi dari tugas pelatihan TVSekolah kami sempatkan untuk selfi. Kebetulan sekali hobby selfi memang menjangkiti kita semua. Umur ternyata tidak menjadi penghalang dalam mengekpresikan diri. Tugas selesai beralihlah kami mencari lokasi foto yang instagramable.
Hijaunya tanaman sayuran di kebun sekolah
tidak luput menjadi blogspot kami dalam berfoto. Niat awal untuk sekedar
berfoto, ternyata beralih melirih tanaman sayuran yang hijau dan adem saat mata
ini memandangnya. Pada saat hadir di sekolah memang kami ditawari untuk memanen
apa yang bisa di bawa pulang. Karena kondisi pandemi banyak sayuran yang sampai
tua dipohon, tidak ada yang memanen.
Teman-teman karyawan yang melaksanakan WFO
pun terbatas, sehingga pada saat masakpun mereka tidak banyak. Akhirnya kami
bertigapun memanen kangkung, sawi dan kembang turi. Rasa sayang mencabut mereka
dari tanah terkalahkan sama rasa ingin menikmati lezatnya sayur yang masih
segar tersebut.
Demikianlah cerita Jum’at seru saya, tujuan awal hanya sekedar tanda tangan SKP. Namun pulang dengan membawa sayuran segar dan gratis (inilah yang paling disukai dari emak-emak he..he…he…).
Lomba Blog PGRI, Menulis di Blog jadi Buku
Oleh Heni Purwaningsih






0 Komentar